Sukses

Kubu Prabowo-Hatta: Presiden Hasil KPU Representasi Tuhan

Hasil hitung cepat (quick count) membuat masyarakat bingung.

Liputan6.com, Jakarta - Hasil hitung cepat (quick count) membuat masyarakat bingung. Bagaimana tidak, 12 lembaga survei yang melakukan hitung cepat memiliki hasil berbeda. Sebanyak 8 lembaga survei memenangkan pasangan nomor urut 2 Jokowi-JK. Sementara 4 lainnya menyatakan pasangan nomor 1 Prabowo-Hatta yang memenangi Pilpres.

Belakangan, Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi mengklaim, Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan kesalahan jika hasil perhitungannya berbeda dengan hitung cepat lembaganya.

Hal ini sangat disayangkan berbagai pihak, termasuk kubu Prabowo-Hatta. Anggota tim pemenangan Ali Mochtar Ngabalin mengatakan, saat ini proses demokrasi masih berlangsung. Jadi jangan lagi menggunakan cara-cara teror untuk mempengaruhi persepsi masyarakat.

"Jangan menggunakan cara cara mafia-mafia asing, mafia-mafia survei merusak demokrasi yang berlangsung. Jangan pakai cara-cara teror untuk merusak demokrasi," tegas Ali di Rumah Polonia, Jakarta, Senin (14/7/2014).

Ali mengatakan, saat ini semua masyarakat harus mendukung KPU dalam melaksanakan tugasnya. Termasuk dalam hal mengawal suara yang terus berjenjang dihitung dari tingkat TPS.

Politisi Partai Golkar itu menegaskan, kepercayaan ini harus diberikan penuh kepada KPU karena hanya lembaga inilah yang bisa menentukan pemenang Pilpres 2014. Ali bahkan menganalogikan KPU merupakan perpanjangan tangan Tuhan.

"Kita serahkan semua ke KPU sebagai representasi dari Allah. Karena tidak ada lagi kekuasaan kedua setelah Tuhan, kecuali KPU yang menetapkan siapa presiden," ujarnya.

Karena itu, KPU harus terhindar dari berbagai tekanan dan teror yang dapat mengganggu kinerja dalam beberapa hari ke depan. Pria yang selalu mengenakan kopiah yang dililit sorban ini bahkan menyebut meneror KPU sama saja dengan meneror Tuhan.

"Tidak ada yang punya kekuasaan selain Allah. Di dunia ini hanya satu-satunya KPU, jangan ente teror KPU, ente teror Tuhan namanya," katanya.

Karena itu, dirinya bersama tim saat ini memilih untuk menahan diri dan menunggu hasil rekapitulasi KPU terkait hasil pilpres 2014. Salah satu yang bisa dilakukannya hanya beribadah dan bersyukur karena keyakinan menang pada pilpres 2014.

"Ini demokrasi masih berjalan, orang nggak ngapa-ngapain, kita semua masih menunggu, orang di belakang ngaji di mana-mana kita sujud syukur menunggu tanggal 22 Juli untuk kemenangan Prabowo-Hatta," tandas Ali. (Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini