Sukses

Waketum PBNU: Saya Cenderung Percaya Lembaga Survei Mayoritas

Wakil Ketua PBNU As'ad Said Ali juga meminta para pendukung kedua kubu tidak gegabah dan saling melempar tudingan.

Liputan6.com, Jakarta - Pasca-‎Pilres 9 Juli 2014 lalu, 2 pasang capres-cawapres yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) masing-masing mengklaim sebagai pemenang.

4 Lembaga survei, yakni Puskaptis, IRC, LSN, dan JSI memenangkan Prabowo-Hatta. Sementara, 8 lembaga survei yaitu LSI, SMRC, Indikator, RRI, Kompas, CSIS-Cyrus Network, Populi, dan Poltracking mengunggulkan pasangan Jokowi-JK.

Terkait hasil tersebut, Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) As'ad Said Ali meminta agar para pendukung kedua kubu tidak gegabah dan saling melempar tudingan. Dia mengajak agar dua kubu pasangan capres-cawapres menunggu hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang hasilnya akan diumumkan pada 22 Juli 2014.

"Kita serahkan pada standar tim KPU nasional saja. Ya kita kembalikan saja kepada standar ilmiah yang disepakati itu. Saya nggak tahu ukurannya apa, tapi kan standar ilmiah pakarnya tahu," ujar As'ad usai menerima kunjungan Jokowi di Kantor PBNU di Jalan Kramat Raya, Salemba, Jakarta, Jumat, (11/7/2014).

Lantas, apakah As'ad percaya kepada hasil hitung cepat yang dilakukan oleh 8 lembaga survei yang memenangkan pasangan Jokowi-JK? Mantan Wakil ketua Badang Intelijen Negara (BIN) itu menganggap, asalkan hitung cepat tersebut dilakukan sesuai dengan metode ilmiah, dirinya percaya Jokowi-JK keluar sebagai pemenang pilpres.

"Kan gini ya, saya kan manusia normal yang punya akal. Itu kan didasarkan metode statistik, saya kira tinggal sejauh mana kita berada, dan sebagai orang yang akal sehat kalau itu sudah disepakati sebagai metode ilmiah, ya cenderung itu. Masa saya melawan," ucapnya.

Dia pun mengaku, saat ini cenderung lebih memercayai pemenang pilpres versi hitung cepat yang dilakukan oleh lembaga survei yang lebih banyak.

"Yang jelas... Yang banyak yang mana? Yang banyak dan yang sudah biasa (berpengalaman melakukan survei)," tukas As'ad.

Baca juga:

Jika Berbeda dengan Real Count KPU, Lembaga Survei Diminta Legowo
Ke PBNU, Jokowi Tak Disambut Said Aqil Siradj
Usai Pilpres, Ketua PBNU: Sudah Saatnya Kita Rukun Kembali

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.