Sukses

Timses Prabowo: Mega-Hasyim 2004 Deklarasi Lebih Dulu Tapi Kalah

Meski Mega-Hasyim deklarasi unggul Pilpres 2004, hasil real count menyatakan kemenangan bagi SBY-JK.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Timses Prabowo-Hatta, Ahmad Muzani menilai klaim kemenangan oleh kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) pernah diterapkan pada 2004. Kala itu Megawati Soekarnoputri berpasangan dengan Hasyim Muzadi melawan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK). Meski Mega-Hasyim deklarasi unggul Pilpres 2004, hasil real count menyatakan kemenangan bagi SBY-JK.

Berangkat dari hal tersebut, Muzani menilai polemik saling klaim selesai ketika real count dibacakan Komisi Pemilihan Umum (KPU). "Memang ada sebuah upaya seperti pada 2004, ada klaim menang di Mega-Hasyim dan akan berpotensi seperti itu. Quick count bilang menang, tapi real count tidak menang. Fakta sebaliknya," ujar Muzani di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (10/7/2014).

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra tersebut juga menampik anggapan bahwa lembaga survei yang mereka pakai kalah dalam soal kredibilitas. Ia mengaku lembaga survei mereka bisa dipercaya.

Selain itu, Muzani juga menjelaskan pihaknya tak takut dikepung oleh lembaga survei pro Jokowi-JK. "Kalau soal adu banyak lembaga survei mereka 8 kita 4, kita bisa tambah. Persoalannya adalah kredibilitas. Dan itu ditentukan 22 Juli," jelasnya.

Sekjen Gerindra Ahmad Muzani menerangkan tak hanya partai politik yang memiliki kepentingan. Lembaga survei pun punya kepentingan. Karena itu mereka menggunakan hasil risetnya untuk mencapai keuntungan tertentu.

"Ah itu lembaga survei itu pekerjaan politik yang lebih politik dari parpol," tuturnya.

Muzani pun mengatakan selama ini publik dan politisi selalu dibutakan dengan kinerja lembaga survei. "Seperti partai politik dalam politiklah kerjanya, tiba-tiba mengatakan partai ini suaranya berpotensi, naik, kalau ternyata partai itu turun dia juga nggak bertanggung jawab. Kalau partai itu naik ya itu berarti rezekinya bagus," paparnya.

Jokowi-JK dimenangkan oleh 8 lembaga survei, yaitu LSI, SMRC, Indikator, Populi Center, Kompas, RRI, Pol-Tracking, dan CSIS-Cyrus Network. Sementara, Prabowo-Hatta diunggulkan 4 lembaga survei, yakni IRC, JSI, Puskaptis, dan LSN.

Sementara itu, Juru Debat Tim Pemenangan Jokowi-JK, Maruarar Sirait mengatakan lembaga survei yang memenangkan Jokowi-JK patut dipercayai. Apalagi, margin of error tidak lebih dari 1 persen.

Survei yang Kredibel

Ia juga melihat peristiwa Mega-Hasyim tak akan terulang. "Kondisi sekarang dengan kondisi begitu banyak lembaga survei yang kredibel menyampaikan pesan kemenangan kepada Jokowi. Saya rasa, situasinya tidak sama dengan 2004 yang lalu," imbuh Maruarar.

Keyakinan Maruarar ini berasal dari saksi-saksi di TPS yang mengawal suara. Ia mengaku punya data-data yang memenangkan Jokowi-JK.

"Ya kita yakin, karena kita kan juga punya saksi-saksi di TPS. Jadi bagaimana data-data manual kita juga punya, dan saksi kita di TPS juga sudah melaporkan, tim kita kan juga dari kader-kader dan juga relawan. Jadi kami sangat yakin," tandas Maruarar.(Yus)

Baca juga:

KPU Minta Masyarakat Kawal Suara Pilpres
Euforia Pesta Demokrasi Telah Berlalu, Tugas Selanjutnya...
Persepi: Lembaga Survei Quick Count Tak Objektif Akan Diaudit

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.